Tuesday, March 1, 2011

Serial Alutsista (3): TNI AD, Mengasah Pedang Pre Emptive Strike


Diantara ketiga matra TNI, TNI AD adalah matra yang paling kuat jumlah personil dan persenjataannya. Data terkini menyebutkan TNI AD memiliki kekuatan 350.000 pasukan yang terdiri dari pasukan Kopasus, Kostrad, Kodam.  Ragam persenjataannya meliputi  2.150  Tank, Panser, Howitzer dari berbagai jenis, ratusan Roket dan Rudal serta 110 heli tempur / angkut.  Tahun 2010 kemarin TNI AD diperkuat lagi dengan 154 Panser Anoa buatan Pindad dan 12 Heli Tempur dan Angkut dari Rusia.

Untuk menuju kekuatan pukul minimum essential force tahun 2014, TNI AD melakukan pekerjaan mengaduk adonan baru dengan mengubah wajah satuan pemukulnya based on kecepatan reaksi, utamanya untuk satuan Kostrad.  Divisi Kostrad tidak lagi berdasarkan pembagian tugas teritorialnya melainkan pada tingkat gerak cepat kesatuan menuju 3 titik panas sekaligus jika diperlukan.  Saat ini sedang dilakukan pembangunan divisi 3 Kostrad di kawasan Indonesia Timur sehingga akan menjadi kekuatan pemukul 3 divisi berkekuatan 50 ribu personil.

Batalyon-bataylon di seluruh Kodam juga berbenah diri termasuk membentuk batalyon baru (infantri, artileri dan kavaleri).  Kalimantan yang terdiri dari 2 Kodam diperkuat dengan kehadiran batalyon baru, setidaknya ada  10 batalyon baru dibentuk dalam rangka mengasah pedang pre emptive strike.  Mengapa pre emptive strike karena itu bagian dari perubahan pola untuk menyikapi perkembangan situasi bertetangga yang gampang demam.  Obat flu demam dan sakit kepala akibat ulah tetangga tak lain adalah dengan memperkuat pertahanan diri termasuk banyak minum madu (baca: alutsista) dan vitamin (baca: pasukan pemukul reaksi cepat).

Ini tidak bisa ditawar.  Kalimantan merupakan salah satu pusat demam ulta (ulah tetangga) sehingga harus banyak madu dan vitamin dipersiapkan disana.  Kalimantan Barat yang berbatasan dengan Sarawak dalam waktu dekat akan menjadi basis utama Main Battle Tank  batalyon kavaleri dengan kekuatan 70 Tank, 80 Panser Canon.  Batalyon artileri yang sudah ada diperkuat dengan satuan-satuan roket dan akan disebar di beberapa titik di perbatasan. Batalyon ini juga dilengkapi dengan rudal anti tank yang juga menjadi senjata andalan batalyon infantri.  Brigade rudal dengan alutsista utama dari karya anak bangsa rudal Pindad-Lapan berjarak jangkau 300 km akan menjadi arsenal  strategis bagi TNI AD dan ditempatkan di border Kalimantan, Riau dan Sumatra Utara.

TNI AD sudah mempersiapkan kedatangan arsenal baru yang terdiri dari 70 MBT, 80 IFV (Infantri Fight Vehicle) dan 80 Panser Canon.  Roket Langusta dan Howitzer kaliber besar akan menjadi senjata andalan batalyon armed yang akan berubah bentuk menjadi batalyon roket.  Sementara satuan tempur infantri berkualfikasi raiders  menjelma menjadi batalyon infantri mekanis dengan kendaraan tempur panser Anoa.  TNI AD saat ini memiliki  Tank tempur utama 100 Tank Scorpion/Stormer, 300 Tank AMX-13 sebagian dari tank jenis ini  sedang diretrofit  agar menjadi lebih striking force untuk satuan-satuan kavaleri.

Satuan Penerbad akan memperoleh 24 Heli 412EP, 6 Heli MI35 dan 8 Heli Mi17. Skuadron Heli Penerbad dikembangkan dari 3 skuadron saat ini menjadi 5 skuadron, 1 skuadron ditempatkan di Berau Kaltim, 1 skuadron lainnya di Timika Papua.  Skuadron eksisting saat ini ada di Semarang (2 skuadron) dan  Jakarta (1 Skuadron) dengan kekuatan  5 Heli Mi35, 8 Heli Mi17, 40 Heli jenis lain).

Dengan anggaran pembelian alutsista yang telah disetujui sebesar US$15 Milyar untuk masa 2010-2014, TNI AD mendapat porsi paling kecil.  Itu karena nilai arsenal pada matra darat ini ada di kualitas pasukan, tidak seperi matra lainnya (AL dan AU)  yang bertumpu pada kualitas arsenal.  Namun walaupun kecil (20% dari US$ 15 milyar), dari jumlah anggaran yang sedikti itu dapat dibeli sejumlah arsenal modern dalam jumlah memadai dan berkualitas.  Berapa sih harga 1 buah MBT dibanding 1 unit Sukhoi atau 1 unit Korvet.  Artinya 1 Sukhoi bisa untuk beli 100 MBT atau 300 Panser Anoa.

Minimum Essential Force bukanlah sasaran akhir tetapi sasaran antara dan dharapkan tahun 2014 sudah tercapai untuk kemudian menuju kekuatan pukul yang berkualifikasi detterens.  Untuk menuju 2014 ini kita sudah bisa melihat gerak dan geliat Kemhan dan Mabes yang tiba-tiba saja berubah menjadi gadis cantik yang dilirik banyak orang.  Karena rasa ingin tahu tentang anatomi si gadis ini sampai-sampai intelijen Korea Selatan penasaran untuk lihat daftar belanja alutsista TNI dengan cara mencuri data.  Atau agar si gadis tak menjadi liar lalu Presiden AS menawarkan hibah 24 F16 dan retrofit 5 Hercules.  Cina juga berbaik hati mau dan sudah bekerjasama untuk proyek rudal strategis dan menawarkan kerjasama pertahanan.

Yang pasti, penyakit demam Ulta harus disikapi dengan memperkuat postur pertahanan diri dan merubah pola defensif menjadi pre emptive strike.  Definisi pre emptive strike adalah untuk mengajak tetangga agar mau menghormati teritorial jirannya kalau tidak ingin dipukul babak belur. Bukan mengajak berantem tetapi mengajak untuk menghargai karena kita sudah cukup toleransi, rendah hati dan baik budi pada tetangga.  Sayangnya sikap itu dianggap gagah gemulai, tidak tegas, lugu sehingga pre emptive strike adalah salah satu jawaban untuk memperlihatkan kekuatan otot kita yang sesungguhnya.  TNI AD dan matra lain sudah siap untuk itu.

*****
Jagvane/pengamat alutsista
01032011