Thursday, April 18, 2024

Menggempur Pasukan Pemberontak

Masih ingat dengan Macan Tamil Eelam di Sri Lanka. Atau gerilyawan Abu Sayyaf di Filipina Selatan. Macam Tamil atau LTTE (Liberation Tigers of Tamil Eelam) selama 27 tahun melakukan pemberontakan untuk membentuk negara Tamil Eelam di Timur Laut Sri Lanka. Mereka melakukan teror, pembunuhan dan sabotase. Korbannya mencapai seratusan ribu orang. Pemerintah Sri Lanka akhirnya bertindak tegas dengan menggelar operasi militer skala besar tahun 2009. Pasukan Sri Lanka dengan dukungan kapal perang dan pesawat tempur membombardir semenanjung Jafna. Seluruh pimpinan LTTE digebuk habis termasuk panglima tertinggi Velupillai Prabhakaran tewas mengenaskan dengan alutsista roket. Tamatlah riwayat LTTE, tidak ada lagi tunas yang tumbuh untuk melanjutkan perjuangan. Termasuk perjuangan menghasut di luar negeri.

Pertempuran kota atau urban warfare di Marawi Filipina Selatan sangat heroik sampai-sampai dibuatkan film actionnya. Awalnya Pemerintah Filipina ingin menangkap pimpinan gerilyawan Abu Sayyaf yang bernama Isnilon Hapilon di Marawi. Gerilyawan Abu Sayyaf adalah pecahan MNLF yang menolak berdamai. MNLF pimpinan Nur Misuari sudah berdamai abadi dengan pemerintah Filipina. Juru damainya Indonesia. Gagal menangkap Hapilon, Filipina menggelar operasi militer perang kota di Marawi pekan ketiga Mei 2017. Kota ini dihujani peluru tajam selama 5 bulan. Termasuk bombardir dari pesawat tempur. Dukungan logistik dan amunisi dari laut, salah satunya dengan kapal perang LPD Angkatan Laut Filipina yang baru selesai dibangun di PT PAL Indonesia. Akhirnya petinggi Abu Sayyaf Hapilon dan Maute tewas pertengahan Oktober 2017. Operasi militer selesai, pasukan Filipina disambut hangat publik di Manila. Filipina bilang kinerja kapal perang LPD buatan Indonesia memuaskan. Battle proven neh.

Di Papua sudah lama ada pasukan pemberontak bersenjata. Pemerintah Indonesia selama ini menerapkan pola defensif teritorial berbaju Kamdagri (keamanan dalam negeri) untuk mengatasinya. Penyebutan pasukan separatis OPM di Papua dengan sebutan KKB alias kelompok kriminal bersenjata. Pasukan Brimob berada di garda terdepan dengan pasukan TNI berstatus bawah kendali operasi (BKO). Dengan pola defensif seperti ini ada kesan pembiaran terhadap sepak terjang OPM. Sudah puluhan korban gugur dari prajurit TNI dan Brimob. Mulai dari jendral bintang satu sampai prajurit dua. Termasuk teror, pembunuhan, pemerkosaan, dan pembantaian rakyat Papua yang dilakukan pasukan.pemberontak bersenjata OPM.

Akhirnya momen yang ditunggu tiba. Panglima TNI Jendral TNI Agus Subiyanto bertepatan dengan Idul Fitri tanggal 10 April 2024 mengumumkan perubahan nomenklatur KKB menjadi OPM. Reaksi besar tumpah ruah. Hampir seluruh netizen tanah air menyambut antusias dan mendukung penuh. Rasa gemas, dongkol, gondok dan marah yang selama ini dipendam, seperti menemukan saluran kelegaan aspirasi. Selama ini operasi kohesivitas Kamdagri POLRI-TNI di Papua dalam perspektif kita tidak bisa maksimal. Dengan ini tentu perlu merumuskan kembali pola operasinya. Kita berpandangan operasi kohesivitas yang lebih populer disebut BKO bisa beralih menjadi operasi sinergitas TNI-POLRI. Masing-masing melaksanakan tugas sesuai Tupoksinya. POLRI dengan operasi Kamdagri, TNI melaksanakan operasi kombatan berdasarkan hukum humaniter internasional. Karena ada konflik bersenjata  dan berhadapan dengan pasukan pemberontak bersenjata separatis OPM. Ini kan sama persis dengan pemberontakan LTTE dan Abu Sayyaf.

Sebenarnya OPM secara struktural tidaklah satu komando. Ada kelompok bersenjata yang mempunyai struktur komando sendiri. Ada  kelompok propaganda yang bergaya mewakili secara politik di ruang antarbangsa. Ada juga koordinator demo simpatisan. Diantara kelompok ini belum ada korelasi struktural dan  hirarki. Yang ada saling klaim satu sama lain mewakili perjuangan. Bahkan diantara sayap militer OPM yang berbeda wilayah seperti berdiri sendiri, tidak saling menguatkan, apalagi bersinergi. Anatomi organisasi separatis OPM ini militansinya masih dibawah LTTE atau Abu Sayyaf. Nyatanya belum lama diumumkan Panglima TNI soal perubahan nomenklatur, OPM sudah menghiba. Jangan pakai serangan udara, jangan bom kami, jangan ini jangan itu. Lha kombatan kok jadi cengeng begitu.

Sudah saatnya pasukan TNI berada dalam komando penuh Kogabwilhan Tiga. Tidak lagi dalam koridor BKO dengan POLRI. Kombatan pemberontak OPM jelas bertujuan separatis. Pemberontak bersenjata harus ditumpas habis dengan operasi militer. Jangan beri ruang untuk menyusun kekuatan termasuk berteriak minta tolong ke dunia internasional. Posisi geostrategis dan geopolitik Indonesia saat ini sangat vital terkait peta potensi konflik di Indo Pasifik dan Laut China Selatan. Selama berpuluh tahun Australia, Inggris dan AS  selalu mencampuri dan mendikte urusan Papua.

Belakangan ini mereka yang tergabung dengan Pakta AUKUS sudah berkonsentrasi penuh menghadapi tembok China. Dalam konteks ini Indonesia punya posisi tawar yang kuat karena wilayah kita memegang posisi kunci dalam manajemen konflik, zona konflik termasuk suplai logistik militer AUKUS. Dalam pandangan AUKUS Indonesia adalah mitra strategis. Pada sisi yang lain kita juga membangun kerjasama ekonomi dengan China. Prabowo baru saja berkunjung ke China atas undangan Xi Jinping. Kartu truf diplomasi bisa kita mainkan jika ada yang ingin mendikte soal Papua.

"Pertempuran" yang lain di teritori proxy war adalah mengembangkuatkan informasi dan opini konstruktif soal Papua dalam publikasi dan diplomasi internasional. Model komunikasi dan interaksinya lainnya menguatkan narasi dan literasi digital di media sosial. Pengulangan narasi dan literasi historis keabsahan Papua sebagai bagian tak terpisahkan dari NKRI perlu disebar luas tak kenal lelah di media-media sosial. Termasuk menyampaikan perkembangan ekonomi kesejahteraan dan pembangunan infrastruktur di Papua. Juga soal korupsi yang dilakukan pejabat Papua, sebarkan seluasnya. Jangan kalah gertak. Sebagai contoh beberapa pejabat Papua jika ketahuan korupsi lalu mencoba menggertak pemerintah pusat dengan menjual nama OPM. 

Kita mendukung penuh gebrakan Panglima TNI agar pasukan TNI yang bertugas di medan operasi dapat memaksimalkan tupoksinya sebagai pasukan tempur. Saatnya menunjukkan kinerja ofensif karena dalam kacamata intelijen peta kekuatan OPM sudah terang benderang. Dengan memakai teknologi UAV / UCAV misalnya akan lebih memudahkan memberangus OPM. Dalam konflik bersenjata dengan pasukan pemberontak berlaku hukum humaniter internasional. Gempuran dengan berbagai jenis alutsista yang dimiliki adalah keniscayaan sebagai negara berdaulat dan bermartabat. Indonesia adalah negara berdaulat dan diakui secara internasional dari Sabang sampai Merauke. Siapapun yang ingin memberontak dan berkeinginan separatis harus ditumpas habis.

****

Jagarin Pane  / 18 April 2024


Thursday, April 4, 2024

Makna Kunjungan Prabowo Ke China

Pakem diplomatik internasional kali ini "agak laen". Biasanya Presiden yang baru dilantik memulai kunjungan keluar negeri, ke negara sahabat terdekatnya. Namun China membuat surprise diplomatik "agak laen" dengan mengundang Prabowo Subianto ke Beijing tanggal 31 Maret sampai 2 April 2024 dalam kapasitas sebagai presiden terpilih. Walaupun legalitasnya masih disidangkan di Mahkamah Konstitusi. Belakangan Kemenhan mengklarifikasi bahwa kunjungan Prabowo dalam kapasitas sebagai Menhan.

Perhatian Beijing kepada next leader Indonesia ini menjadi tontonan diplomatik dunia. Sekaligus sebuah inisiasi kecerdasan diplomatik Xi Jinping untuk "mengambil hati" pemimpin Indonesia lima tahun ke depan. Negara Pakta AUKUS "satu perguruan dan satu nasab" Australia, Inggris dan AS yang menjadi seteru China tak luput pasang mata dan telinga intelijen. Serta sedikit kasak kusuklah membaca "arah angin" Indonesia. Maklum karena posisi geopolitik negeri kita di Laut China Selatan (LCS)sangat strategis menurut AUKUS. Jadi AUKUS harus memonitor, mengontrol dan merangkul Indonesia. Bisa aja Pakde Kus.

Kita semua tahu Prabowo adalah figur yang tegas untuk urusan marwah negeri. Potensi konflik di Indo Pasifik khususnya di LCS menguatkan adrenalin militer jendral pasukan tempur ini. Siapa pemicu huru hara "nine dash line" semua warga bumi yang bernama manusia sudah paham banget. Regulasi UNCLOS ditabrak, code of conduct diabaikan, nota protes dilecehkan. Bahkan fakta yang terjadi di lapangan adalah China membangun pangkalan militer di sejumlah Atol Spratly dan Paracel. Kemudian mengerahkan kapal penjaga pantai (coast guard) termasuk kapal nelayan milisi. Dan berkali-kali melakukan show of force armada kapal perang.

Dengan dinamika kawasan seperti ini, tensi meninggi dan intimidasi berkepanjangan, sebagai Menhan, Prabowo melihat ancaman militer secara jelas dan terbuka now and next. Oleh sebab itu Indonesia harus mempercepat perkuatan militer di tiga matra. Termasuk memperkuat armada paramiliter BAKAMLA. Perkuatan militer Indonesia yang dilakukan secara extra ordinary selama 3 tahun terakhir, menunjukkan keseriusan pemerintah. Presiden Jokowi pernah bilang untuk urusan pertahanan kita serahkan sepenuhnya kepada Menhan Prabowo.

Perkuatan alutsista TNI saat ini sesungguhnya merupakan show of force juga. Bagian dari model diplomasi militer Indonesia bernada satire "anda sopan kami segan, anda arogan kami angkat the gun". Prabowo serius soal ini. Meski tak ada kaitannya, kunjungan Menhan ke Beijing bersamaan pula dengan sign kontrak efektif alutsista strategis TNI AL, yaitu 2 kapal perang PPA dari Italia dan 2 kapal selam Scorpene Evolved dari Perancis. Sebuah pertunjukan dari kampanye militer Indonesia kepada pencetus klaim sepihak LCS.

Persiapan Indonesia mengantisipasi palagan LCS dapat dilihat dari ketersediaan anggaran belanja alutsista yang disetujui. Besaran nominalnya US$ 25 Milyar untuk periode 2020-2024. Ini adalah belanja alutsista terbesar setelah era Dwikora. Realisasinya bisa kita lihat dengan beragam transaksi alutsista. Antara lain 42 jet tempur Rafale, 2 kapal perang heavy fregate merah putih, 2 kapal perang PPA, 2 kapal selam Scorpene Evolved, 20 radar GCI, software network centric warfare, satelit intelijen, 2 pesawat A400M, 2 pesawat tanker, 12 UCAV Anka, 14 UAV Scan Eagle, 6 kapal cepat rudal, 4 kapal OPV, 2 kapal intelijen bawah air, 1 kapal  submarine rescue, 22 helikopter blackhawk, 8 helikopter Cougar, 9 helikopter Bell 412, 6 pesawat CN 235, 9 pesawat NC212, 18 tank Harimau dan lain-lain. Termasuk upgrade 41 KRI eksisting.

Ke depan akan semakin banyak alutsista yang menjadi aset TNI. Baru lima belas tahun terakhir ini pemerintah membuat rencana strategis pertahanan untuk perkuatan alutsista TNI. Dari program renstra ini ternyata banyak sekali alutsista yang harus dipenuhi untuk mengisi inventori aset di kesatrian dan pangkalan militer TNI. Padahal hanya untuk mencapai kriteria minimum essential force (MEF). Bisa kita bayangkan betapa tertinggalnya kita selama ini dalam pemenuhan kebutuhan gizi alutsista pertahanan.

Dalam perspektif kita makna kunjungan Prabowo ke China membawa bargaining position yang kuat untuk Indonesia. China tentu melihat sosok Jenderal Prabowo yang tegas dengan latar belakang militer. Termasuk mencermati pertumbuhan kekuatan ekonomi dan pertahanan Indonesia yang terus melaju. Xi Jinping menginginkan perkuatan hubungan ekonomi skala luas dengan mengambil contoh kereta cepat China-Indonesia. Termasuk kerjasama bidang pertahanan. Nah, kalau untuk kerjasama ekonomi kita terbuka kepada semua negara. Namun untuk kerjasama pertahanan kita mesti selektif. Dan harus cerdas mendeteksi serta menganalisis bahasa diplomatik bermanis muka. 

****

Jagarin Pane / 04 April 2024


Sunday, March 31, 2024

Kado Ramadhan 20 Trilyun

Fincantieri Italia mengabarkan untuk dunia Kamis 28 Maret 2024. Isinya, Indonesia resmi mengakuisisi 2 kapal perang jenis PPA (Pattugliatore Polivante d'Altura) dari Italia. Sebuah langkah cepat dan cerdas dari sebuah negeri kepulauan yang sedang bergiat kuat meningkatkan postur pertahanannya. Kapal perang offshore patrol vessel (OPV) ini sesungguhnya memiliki kemampuan tempur setara heavy fregate. Berbagai jenis infrastruktur tempur canggih bisa diinstal  didalam tubuhnya yang gede, panjang dan menjulang. Harga beli untuk 2 unit PPA ini senilai 1.18 milyar Euro atau setara dengan 20 trilyun rupiah. Kado Ramadhan untuk Angkatan Laut Indonesia.

Pada saat yang bersamaan, Indonesia melalui PT (Persero) PAL saat ini sedang membangun 2 kapal perang heavy fregate merah putih. Sebuah lompatan teknologi untuk BUMN industri pertahanan strategis kita. Dengan adanya kontrak efektif 2 kapal perang PPA "Paolo Thaon di Revel Class" dari Italia ini maka paralelisasi untuk percepatan ketersediaan kapal perang TNI AL terlihat jelas. PPA akan hadir duluan akhir tahun 2025 menyusul fregat merah putih akhir tahun berikutnya. Mengapa PaoloThaon di Revel hadir duluan, karena kita membeli kapal perang baru yang baru saja keluar dari galangan kapal Fincantieri Italia.

Awalnya Indonesia bergegas untuk pengadaan 6 unit kapal perang heavy fregate Fremm Class dari Fincantieri Italia. Sementara proses sedang berjalan. Fincantieri ternyata sudah dan sedang membangun 7 unit kapal perang PPA untuk AL Italia. Kapal perang besar dengan panjang 143 meter dan berat 4900 ton ini meski berstatus OPV namun teknologi infrastruktur tempurnya komplit dan canggih. Setara dengan heavy fregate. Sementara AL Indonesia saat ini sedang membutuhkan segera kapal perang ukuran besar lengkap dengan combat management system 4 dimensi.

Italia membuka pintu untuk memberikan 2 unit kapal perang multi fungsi PPA pesanan angkatan lautnya. 2 kapal ini  baru selesai dibangun tapi belum diserahkan ke AL Italia. Menhan Italia Matteo Perego mengatakan, Indonesia saat ini butuh kapal perang besar dengan rapid acqusition atau pengadaan cepat saji karena ketegangan dengan China di Laut China Selatan (LCS) semakin menguat. Italia akan memesan kembali 2 unit PPA sebagai kapal perang pengganti yang dialihkan untuk Indonesia. Ini adalah sebuah model pengadaan kapal perang dengan improvisasi yang cerdas dan cepat.

Agresivitas China semakin menguat di LCS. Beberapa insiden dengan Filipina mempertegas arah konflik yang semakin liar. Meriam air yang ditembakkan dari kapal China Coast Guard (CCG) ke kapal suplay logistik Filipina di ZEE Second Thomas Shoal dan Ayungin Shoal Filipina beberapa waktu lalu sudah masuk tahap brutal. Filipina melawan meski kalah kuat. Presiden Filipina bertekad tidak mundur sejengkal pun dari teritori sah mereka. Keganasan CCG akhir-akhir ini bisa jadi memancing konflik lebih luas di seluruh kawasan LCS, termasuk ZEE Natuna. Indonesia harus cepat mengantisipasinya. Hanya kapal perang sekelas heavy fregate yang diniscayakan punya wibawa dan taring untuk menghadapi China.

Sementara itu  ada kabar baik dari Jepang. Negeri sakura itu akan menghibahkan kapal coast guard modern ukuran besar untuk BAKAMLA Indonesia. Kapal ini bukan kapal bekas melainkan kapal baru dan pembuatannys selesai 2 tahun lagi. Tokyo tidak hanya menghibahkan kapalnya tapi juga teknologinya. Ini sebuah bentuk kepedulian "saudara tua" untuk Indonesia yang memiliki perairan ZEE terbesar ketiga di dunia. Nilai hibahnya mencapai 945 milyar. Alhamdulillah kado Ramadhan berikutnya untuk BAKAMLA. Mungkin saja ini bagian dari lobby untuk memuluskan proses pengadaan kapal perang heavy fregate " Mogami Class" made in Jepang untuk Indonesia. Namanya juga usaha, sah-sah saja kan. 

Kementerian Pertahanan saat ini juga sedang menyelesaikan proses pengadaan 2 kapal selam serbu. Harapan kita dalam waktu dekat sudah mencapai finalisasi dengan kontrak efektif. Penguatan armada bawah air ini menjadi prioritas. Karena kemampuan armada kapal selam kita yang memiliki 4 kapal selam saat ini belum memadai. Jika batch 2 Nagapasa Class bisa berlanjut dengan membangun 3 kapal selam di PT PAL bekerjasama dengan Korsel maka paralelisasi pengadaan kapal selam juga bisa terlaksana. Setidaknya tahun 2030 kita sudah memiliki 9 kapal selam.

Menuju cita-cita Indonesia Emas dengan kekuatan ekonomi 8 besar dunia tentu sangat membanggakan. Upaya untuk pencapaian ini tentu harus "didampingi" dengan kekuatan militer yang disegani. Termasuk memiliki industri pertahanan tiga matra yang berkualitas. Maka program penguatan postur militer Indonesia mutlak diperlukan dan extra ordinary. Rintangan jalan menuju Indonesia Emas ada dihadapan. Konflik LCS dan dinamika kawasan Indo Pasifik serta perubahan iklim adalah fakta di lapangan. Potensi perang terbuka di tiga hotspot Panmunjom, Selat Taiwan dan LCS berpeluang besar.

Membangun kekuatan militer adalah antisipasi dini sebagai tameng eksistensi negeri. Kita tidak ingin ada pelecehan terhadap teritori negeri ini. Maka kita siapkan alat pukul strategisnya yang berkualitas gahar dengan kuantitas mencukupi. Heavy fregate,  kapal selam, Rafale, F15, peluru kendali, radar, UAV dan UCAV sedang kita persiapkan. Termasuk manajemen pertempuran modern interoperability, network centric warfare. Jangan heran jika waktu-waktu mendatang akan banyak transaksi alutsista bernilai emas untuk menjaga dan menuju Indonesia Emas. Pesannya cuma satu kok, kalau untuk urusan teritori tidak ada tawar menawar. Anda jual kami beli.

****

Jagarin Pane / 31 Maret 2024

Thursday, February 29, 2024

Belok Kiri Berhenti, Lurus Jalan Terus

Indonesia memastikan "harga" negosiasi untuk kelanjutan 2 proyek strategis kerja sama teknologi tinggi alutsista gahar dengan Korsel. Bahasa kiasannya adalah: belok kiri berhenti, lurus jalan terus. Jika negosiasi yang sudah berlangsung lama tetap alot ya belok kiri dulu untuk rehat di rest area. Jika sepakat untuk lurus win-win solution ya jalan terus. Kedua proyek bergengsi dan strategis itu adalah  kerjasama pengembangan jet tempur gen 4,5 semi stealth KFX / IFX dan lanjutan kerjasama pembangunan 3 kapal selam jilid 2 Nagapasa Class.

Untuk program pengembangan jet tempur KFX/IFX start awalnya sudah dimulai sejak masa pemerintahan SBY periode kedua. Cost sharing pendanaannya dibagi tiga pihak. Pemerintah Korsel 60%, KAI (Korea Aerospace Industries) 20% dan Indonesia 20%. Dari kontribusi 20% ini Indonesia menanggung cost sharing US$ 1,5 Milyar, mengirimkan 100 orang insinyur ke Korsel, mendapat 1 prototype IFX dan mendapat jatah produksi 48 jet tempur IFX. Sementara Korsel sendiri akan memproduksi 120 jet tempur KFX. Sesuai perjanjian, produksi massal akan dimulai tahun 2026. Keseluruhan proyek ini bernilai  US$ 7,9 Milyar, dan iuran masing-masing pihak dimulai Januari tahun 2016 sesuai Cost Sharing Agreement.

Baru setahun berjalan, tahun 2017 Indonesia menunda iuran oleh sebab-sebab teknis di lapangan. Tenaga ahli Indonesia mengalami keterbatasan memasuki akses teknologi sensitif. Dalam perjanjian ini PT DI mendapat akses desain, pengembangan prototype, komponen manufaktur, testing dan sertifikasi. Masalahnya adalah jeroan teknologi tinggi jet tempur ini ada yang made in Yues'e. Korsel dan AS punya perjanjian lisensi teknologi, sedangkan Indonesia tidak punya. Korsel kan sekutu AS, sedangkan kita sahabat AS "setingkat dibawah sekutu". Begitu cara pandang Paman Sam.

Presiden Jokowi berkunjung ke Washington DC 13-14 Nopember 2023 dan menandatangani perjanjian diplomatik terbaik sepanjang sejarah. Yaitu kemitraan strategis skala luas dengan Presiden AS Joe Biden. Momen ini sebenarnya bisa menjadi forum negosiasi diplomasi tingkat tinggi. Agar Indonesia bisa mendapat lisensi teknologi tempur sensitif untuk jet tempur KFX/IFX. Apalagi Indonesia dan AS saat ini sedang dalam tahap perundingan pengadaan jet tempur twin engine F15 Id. Termasuk peran penting geopolitik dan geostrategis Indonesia di Laut China Selatan. AS membutuhkan mitra strategis Indonesia di kawasan ini.

Beberapa tahun kemudian Indonesia melanjutkan pembayaran cost sharing KFX/IFX meski belum seluruh tunggakan dilunasi. Namun persoalan keterbatasan akses para Insinyur Indonesia dan belum adanya lisensi teknologi tinggi sensitif dari AS menjadi kendala pencapaian sampai saat ini. Kabar baiknya adalah Menlu Retno dan Menlu Korsel disela-sela pertemuan Menlu G20 di Rio de Jeneiro Brazil 21 Februari 2024 yang lalu sepakat untuk melanjutkan kerjasama ini. Kerjasama teknologi ini dalam tataran diplomatik kedua negara adalah penguat hubungan multi dimensi.

Serial lanjutan kerjasama teknologi kapal selam jilid 2 Nagapasa Class nyatanya harus rehat dulu di rest area "ketidaksesuaian" selama 4 tahun sejak tahun 2019. Seperti diketahui proyek prestisius pembangunan 3 kapal selam Nagapasa Class jilid 1 sudah rampung. Namun tiga kapal selam  produk transfer teknologi ini, masing-masing KRI Nagapasa 403, KRI Ardadedali 404 dan KRI Alugoro 405 tidak menunjukkan kinerja optimal sebagai kapal selam tempur. Indonesia sudah berpengalaman mengoperasikan kapal selam sejak tahun 1959 dengan memiliki 12 kapal selam Whiskey Class buatan Uni Sovyet (sekarang Rusia) dan 2 Cakra Class buatan Jerman.

Awak Hiu Kencana tahu persis dengan anatomi kapal selam. Diantara ketiga kapal selam itu hanya KRI Alugoro 405 yang dibuat di PT PAL Surabaya yang menunjukkan performansi lumayan. Bagaimana mau meneruskan pembangunan kapal selam ke 4,5,6 jika yang 1,2,3 kinerjanya kurang optimal. Jadi ini yang harus diluruskan lebih dulu. Sesuai permintaan Menhan Prabowo sebagaimana disampaikan Dirut PT PAL Kaharudin Jenod beberapa waktu lalu. Tentu setelah menerima beberapa  keluhan operasional dari awak Hiu Kencana. Musibah KRI Nanggala 402 produk Jerman yang di upgrade di Korsel  menjadi benchmark utama dalam kinerja operasional Hiu Kencana.

Dalam pandangan kita kedua proyek prestisius dan strategis ini adalah gerbang untuk mencapai perolehan teknologi tinggi alutsista. Dalam bingkai yang lebih besar perolehan teknologi IFX dan Nagapasa diniscayakan sebagai bagian untuk menguatkan prestasi Indonesia Emas. Negosiasi adalah bagian dari dinamika perjanjian agar semuanya bisa berjalan secara proporsional dan profesional. Nagapasa Class batch 2 semoga bisa berlanjut dan pembangunannya bisa dilaksanakan di galangan kapal selam PT PAL. Soal pengadaan kapal selam herder merek lain bisa paralel, karena kita baru punya 4 kapal selam. Nagapasa Class adalah lanjutan transfer teknologi. Kapal selam herder adalah kebutuhan. Semuanya untuk memenuhi target 12 kapal selam, standar minimal untuk menjaga perairan bawah laut negeri yang luas ini.

****

Jagarin Pane

Semarang, 29 Februari 2024


Sunday, February 18, 2024

Peta Jalan Semakin Terbentang

Teritori politik domestik negeri hari-hari ini sedang sibuk dengan dinamika perhitungan hasil Pemilu 14 Februari 2024. Tanpa bermaksud cawe-cawe dalam hingar bingar politik, kepemimpinan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto selama hampir lima tahun ini mampu meletakkan road map percepatan penguatan alutsista. Sekaligus mengembangkan sinergitas pertahanan dengan industri pertahanan. Termasuk menempatkan figur profesional untuk menjadi Leader di BUMN industri pertahanan. Sebagai contoh PT PAL saat ini dibawah kepemimpinan Kaharuddin Jenod tampil sebagai industri pertahanan maritim plat abang yang mulai mendunia. Siapa itu Kaharuddin Jenod silakan tanya Oppung Gugel.

Industri pertahanan Indonesia matra laut semakin memperlihatkan prestasi dalam kontestasi penyediaan kebutuhan alutsista TNI. Kombinasi antara industri pertahanan berlogo BUMN dan swasta nasional saling menguatkan dalam kerja extra ordinary untuk memenuhi target Kementerian Pertahanan. Seperti dalam pengerjaan modernisasi 41 KRI eksisting, PT PAL sebagai lead integrator mendistribusikan pekerjaan kepada 8 galangan kapal swasta nasional. Saat ini pekerjaan telah rampung 50% dan akhir tahun ini diperkirakan selesai. Upgrade 41 KRI meliputi instalasi peluru kendali anti kapal permukaan, combat management system, repowering mesin dan sistem informasi komunikasi terpadu.

Jam terbang beberapa galangan kapal swasta nasional sudah teruji dalam pengadaan kapal perang berbagai jenis yang dibutuhkan TNI AL. Misalnya pembuatan 8 kapal cepat rudal little but lethal "Clurit Class", 12 kapal jenis landing ship tank "Bintuni Class", 14 kapal patroli cepat. Termasuk kapal perang trimaran KRI Golok 688 yang fenomenal itu. Dan puluhan kapal patroli berlabel KAL. Saat ini sedang berproses pembangunan 3 kapal perang jenis korvet, 1 kapal perang intelijen bawah air, 2 kapal patroli cepat. Semuanya dikerjakan galangan kapal swasta nasional. 

PT PAL sendiri saat ini sedang menggarap proyek kapal perang prestisius baik untuk keperluan domestik maupun ekspor. Ada pembangunan 2 heavy fregate merah putih untuk TNI AL, ada 2 LPD untuk angkatan laut Filipina, ada 1 LPD untuk angkatan laut Uni Emirat Arab. BUMN matra laut ini sukses membangun 6 kapal LPD, 6 kapal cepat rudal "Sampari Class", 2 korvet "Martadinata Class", 1 kapal selam "Nagapasa Class". Sementara itu  di matra darat PT Pindad saat ini sedang menyelesaikan pesanan tank Harimau untuk TNI AD,  terus memproduksi panser Anoa dengan versi terkini. Juga panser kanon Badak dan lain-lain. Di matra udara PT DI sedang mengerjakan 6 pesawat NC 212 untuk Filipina, baru saja menyerahkan 5 unit NC212 untuk TNI AU dan memenuhi pesanan CN 235 untuk tiga matra TNI. Pesanan puluhan helikopter berbagai jenis telah diserahkan ke user TNI AU dan TNI AD.

Figur Prabowo di Kementerian Pertahanan seperti membangunkan kesadaran inspiratif kita. Bahwa penguatan manajemen pertahanan dengan dukungan industri pertahanan adalah sinergitas total. Dan harus cepat. Ketegasan kepemimpinan dan kecepatan proses memang diperlukan karena Indonesia saat ini sedang menghadapi potensi konflik skala besar. Strategi membeli waktu harus mendapat pengawalan dengan manajemen extra ordinary. Waktu yang tersedia tidak lagi berbilang dekade, hanya bilangan tahun. Maka strategi membeli waktu adalah membuat peta jalan percepatan extra ordinary.

Kita berpacu dengan waktu dan kita harus mempunyai kekuatan militer yang berbanding lurus dengan luas teritori kita.  Untuk lima tahun kedepan TNI AL minimal harus mendapat tambahan 6 kapal perang heavy fregate, 5 kapal selam, seratusan tank / panser amfibi, ratusan coastal missile. TNI AU dengan penambahan 42 jet tempur Rafale, masih harus diperkuat dengan minimal 18 jet tempur F15, 36 jet tempur IFX hasil kerjasama teknologi dengan Korsel. Juga penambahan pesawat angkut berat Super Hercules untuk kekuatan 3 skadron. Alutsista lain yang sudah dipesan adalah 24 helikopter Blackhawk untuk TNI AD, 2 pesawat Airbus A400M dan 2 pesawat A330 MRTT untuk TNI AU.

Peta jalan ke depan semakin terbentang. Dan terang benderang. Setidaknya keberlanjutan program extra ordinary penguatan postur TNI akan semakin berjaya. Termasuk menguatkan industri pertahanan strategis sebagai suplier utama pemasok logistik alutsista TNI.  Saat ini kita sedang membangun infrastruktur hardware dan software  network centric warfare, membeli satelit deteksi cakupan luas Blacksky, dan membangunbesarkan kekuatan radar GCI. Selain itu mengembangkan banyak skadron UAV di tiga matra TNI, menambah 5 skadron tempur TNI AU, menguatkan skadron intai strategis dengan pesawat AEW peringatan dini dan mengembangkan skadron helikopter Penerbad.

Sepantasnya Indonesia memiliki kekuatan pertahanan yang sebanding dengan luas wilayahnya. Menuju ke arah pencapaian itu tidak pula dengan jalan santai dan biasa-biasa saja. Karena ancaman sudah nyata. Kita harus berlari cepat untuk mencukupi aset investasi pertahanan yang diperlukan. Tiga tahun terakhir ini sebenarnya kita baru berlari dengan komando tegas. Karena dua tahun sebelumnya wabah Covid mengharubirukan negeri. Semua program pemerintah fokus untuk mengendalikan pandemi. Tiga tahun ini  Kementerian Pertahanan bergegas untuk menguatkan benteng teritori. Sat set sat set bunyi perintahnya sembari membentangkan road map modifikasi minimum essential force. Peta jalan pun semakin terbentang. Keterpilihan Prabowo dalam kontestasi Pilpres 2024 mencerahkan horizon extra ordinary penguatan militer Indonesia. Kita menyambut gembira.

****

Jagarin Pane

Jakarta, 18 Februari 2024


Saturday, January 27, 2024

PAL On Going Project

Industri pertahanan terkemuka PT PAL Indonesia sepanjang Selasa pekan ini memamerkan unjuk kinerja program strategis Kementerian Pertahanan. Kunjungan Menteri Pertahanan ke PT PAL Indonesia di Surabaya memberikan testimoni dan gambaran kepada khalayak tentang berbagai proyek strategis angkatan laut yang dipercayakan kepada industri pertahanan strategis ini. Semuanya on going project.

Sajian informasi yang dipergelarkan memperlihatkan berbagai aktivitas PT PAL Indonesia yang saat ini telah dan sedang merekrut banyak tenaga kerja dan ahli perkapalan Indonesia. Sama halnya dengan Dirut PT PAL yang dipercayakan kepada seorang Kaharuddin Djenod. Dia adalah seorang ahli rancang bangun perkapalan yang sudah bekerja mapan dan diakui di Jepang. Kemudian dipanggil pulang Erick Thohir untuk menakhodai PT PAL Indonesia mulai April 2021. Penempatan Djenod di posisinya saat ini adalah keputusan yang sangat cerdas. The right man on the right place, menempatkan sosok profesional pada keahliannya menghasilkan produktivitas dan kinerja yang cemerlang.

PT PAL saat ini sedang mengerjakan proyek prestisius, yaitu membangun 2 kapal perang terbesar untuk TNI AL. Kapal perang striking force heavy fregate Merah Putih berbobot 5996 ton dengan panjang 140 meter ini akan menjadi uji kemampuan, kecakapan dan teknologi PT PAL paling akbar. Sejauh ini galangan kapal BUMN ini sudah terbukti mampu membangun berbagai jenis kapal perang untuk TNI AL. Seperti kapal patroli cepat, kapal cepat rudal, landing platform dock, kapal tanker logistik, kapal rumah sakit, korvet 10514 Martadinata Class. Termasuk kerjasama pembuatan 3 kapal selam Nagapasa Class dengan Korsel. Sebuah pencapaian yang patut diapresiasi.

Pada saat yang bersamaan PT PAL baru saja memulai pekerjaan pembangunan 2 kapal perang landing platform dock (LPD) pesanan kedua untuk angkatan laut Filipina. Dalam istilah perkapalan memulai pekerjaan lunas kapal disebut keel laying. Seperti kita ketahui beberapa tahun yang lalu jiran utara yang baik hati ini memesan 2 kapal LPD produksi PT PAL. Kedua kapal perang  sudah diserahkan dan ternyata sangat membantu dalam pertempuran di Marawi Filipina Selatan yang terkenal heroik itu. Terutama dalam deploy pasukan, tank dan logistik tentara Filipina. Jadi battle proven neh. 

Manila merasa puas dengan kinerja 2 kapal perang pesanan pertama Tarlac Class. Kemudian memesan 2 unit lagi ke PT PAL. Artinya kita sudah mampu mengekspor kapal perang.  Uni Emirat Arab juga sudah sign kontrak efektif pengadaan 1 unit LPD dengan PT PAL. Namanya juga negara sultan, spek yang diinginkan pasti memakai kriteria sultan. Berita ekspor kapal perang ini bergaung luas di media internasional. Sebuah iklan gratis yang menguatkan posisi industri pertahanan Indonesia.

Proyek strategis yang lain adalah memodernisasi 41 KRI eksisting. Anggaran yang disediakan US$ 900 juta. PT PAL sebagai lead integrator, tidak bekerja sendirian. Ada beberapa galangan kapal swasta nasional yang mendapat kepercayaan untuk proyek ini. Bagian penting dari refurbishment 41 KRI adalah memasang infrastruktur tempur dengan peluru kendali surface to surface. Pilihannya adalah memakai rudal Atmaca buatan Turkiye dengan jarak tembak 220 km. KRI yang mendapatkan instalasi perkuatan peluru kendali ini adalah Parchim Class (12 KRI), Fatahillah Class (3 KRI), FPB (10 KRI). Informasi soal rudal ini yang kemudian menjadi topik pembicaraan kalangan forum militer tanah air. Dari pabrikannya di Turkiye ada kabar bahwa Indonesia sudah memesan 45 rudal Atmaca. Diam-diam jalan terus rupanya.

Parchim Class seperti kita ketahui adalah korvet anti kapal selam. Korvet ini dibeli bekas dan borongan dari inventori angkatan laut Jerman Timur tahun 1993. Pemasangan rudal Atmaca tentu semakin menggagahkan posturnya yang sering wira wiri patroli di perairan Natuna. Demikian juga dengan korvet Fatahillah Class yang sebelumnya punya rudal Exocet Blok 2 yang sudah expired. Instalasi rudal Atmaca akan mengembalikan marwahnya sebagai KRI pemukul dengan kekuatan peluru kendali. Selain instal rudal, program upgrade KRI eksisting meliputi repowering, pembaharuan teknologi tempur, sistem navigasi dan komunikasi, combat management system. Basis semuanya adalah Network Centric Warfare.

Untuk Martadinata class (2 KRI), Bung Tomo Class (3 KRI) dan Diponegoro Class (4 KRI) saat ini sudah memiliki infrastruktur tempur dengan rudal Exocet Blok 3. Sementara 8 kapal cepat rudal Clurit Class 40 meter buatan galangan kapal swasta nasional sudah mempunyai rudal C705 buatan China. 6 kapal cepat rudal 60 meter buatan PT PAL beberapa diantaranya sudah dipasang rudal. Upgradenya untuk sistem navigasi dan komunikasi. Selain program strategis diatas sebenarnya ada beberapa program PT PAL Indonesia  sudah "siap tayang". Misalnya membangun kapal LHD (kapal induk helikopter) dan kapal selam mini tanpa awak. Sementara ini tahan diri dulu untuk menyelesaikan on going project, termasuk melanjutkan program Nagapasa Class jilid dua.

Pencapaian prestasi monumental PT PAL Indonesia saat ini dalam perspektif kita merupakan keberhasilan based on manajemen profesional. Tentu dengan dukungan penuh Kementerian Pertahanan. Sangat wajar kita mengapresiasinya karena BUMN ini mampu menguatkan dan menunjukkan sinergitas internal dan koordinasi eksternal.Termasuk mengelola pergulatan kepentingan antar pihak yang memang selalu ada dalam bisnis korporasi. Menjadi lead integrator bersama 9 galangan kapal swasta lainnya untuk upgrade 41 KRI tentu banyak pergulatan manajemen didalamnya. Harapan besar kita semoga semua program strategis ini dapat diselesaikan sesuai target waktu. Semuanya untuk menguatkan Jalesveva Jayamahe.

****

Jagarin Pane / 26 Januari 2024